Pendahuluan ERP (Enterprise Resource Planing)
Enterprise Resource Planning. I Putu Agus Eka Pratama, ST MT. Jurusan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Udayana.
ERP atau Enterprise
Resource Planing adalah sistem informasi yang
diperuntukkan bagi perusahan manufaktur maupun jasa yang berperan
mengintegrasikan dan mengotomasikan proses bisnis yang berhubungan dengan aspek
operasi, produksi maupun distribusi di perusahaan bersangkutan
Syarat dan sekaligus kekuatan
utama pada Enterprise Resource Planning (ERP) adalah integrasi.
Mengintegrasikan (menggabungkan) semua kebutuhan pada unit – unit perusahaan ke
dalam satu logic database dan 1 aplikasi terpusat, sehingga
menjadikan data dan informasi di dalamnya dapat dibagi (sharing) dan digunakan
bersama – sama sesuai dengan kebutuhan.
ERP sering disebut sebagai
Back Office System yang mengindikasikan bahwa pelanggan dan
publik secara umum tidak dilibatkan dalam sistem ini. Berbeda dengan Front
Office System yang langsung berurusan dengan pelanggan seperti sistem untuk
e-Commerce, Customer Relationship Management (CRM), e-Government dan lain-lain.
Saat ini dikenal adanya 3
platform aplikasi ERP, yang secara garis besar dibedakan menjadi 2
bagian : server dan client apps. Bagian server meliputi satu atau lebih server
(dedicated/shared/cloud, sesuai kebutuhan/biaya). Bagian client disediakan
dalam 3 platform aplikasi : web, desktop, dan mobile application.
Manfaat penggunaan
ERP (Enterprise Resource Planing) dalam bisnis
perusahaan adalah sebagai berikut.
1. Hemat waktu dan sumber daya. Aktivitas bisnis selanjutnya dapat otomatis dijadwalkan. Rutinitas bisnis menjadi terarah dan tidak selalu harus diurus manual. Sementara itu, waktu dan sumber daya yang tersisa dapat digunakan untuk masalah non-administratif.
2. Akses data terbuka. Semua informasi aktivitas bisnis diperbaharui secara real-time, sehingga data diinput dan dilihat oleh antar divisi. Tidak lagi ada kendala susah mendapatkan akses karena alur birokrasi yang rumit. Sistem ini baik untuk transparansi perusahaan.
3. Minimalisir kesalahan. Masalah mudah ditelusuri akarnya. Karena aktivitas bisnis tercatat rinci dan real-time, kesalahan teknis maupun human-error dapat dihindari. Teknis produksi terhambat, kehilangan barang di gudang atau kesilapan input dapat ditekan oleh sistem ERP.
4. Memudahkan pengambilan keputusan. Proses pengambilan keputusan dalam perusahaan bisa saja memakan waktu. ERP mengatasi gap informasi antar cabang atau divisi. Di kasus tertentu, bahkan front-liners dapat dipercaya membuat keputusan berdasarkan data analitik ERP, tanpa menunggu arahan supervisor-nya.
5. Sistem yang fleksibel dengan lingkungan kerja. Demi kelengkapan informasi, jangan sampai kinerja perusahaan justru terhambat. Sistem ERP biasanya dapat disesuaikan dengan budaya kerja perusahaan tersebut.
1. Hemat waktu dan sumber daya. Aktivitas bisnis selanjutnya dapat otomatis dijadwalkan. Rutinitas bisnis menjadi terarah dan tidak selalu harus diurus manual. Sementara itu, waktu dan sumber daya yang tersisa dapat digunakan untuk masalah non-administratif.
2. Akses data terbuka. Semua informasi aktivitas bisnis diperbaharui secara real-time, sehingga data diinput dan dilihat oleh antar divisi. Tidak lagi ada kendala susah mendapatkan akses karena alur birokrasi yang rumit. Sistem ini baik untuk transparansi perusahaan.
3. Minimalisir kesalahan. Masalah mudah ditelusuri akarnya. Karena aktivitas bisnis tercatat rinci dan real-time, kesalahan teknis maupun human-error dapat dihindari. Teknis produksi terhambat, kehilangan barang di gudang atau kesilapan input dapat ditekan oleh sistem ERP.
4. Memudahkan pengambilan keputusan. Proses pengambilan keputusan dalam perusahaan bisa saja memakan waktu. ERP mengatasi gap informasi antar cabang atau divisi. Di kasus tertentu, bahkan front-liners dapat dipercaya membuat keputusan berdasarkan data analitik ERP, tanpa menunggu arahan supervisor-nya.
5. Sistem yang fleksibel dengan lingkungan kerja. Demi kelengkapan informasi, jangan sampai kinerja perusahaan justru terhambat. Sistem ERP biasanya dapat disesuaikan dengan budaya kerja perusahaan tersebut.
0 komentar: